0

JALANAN




inilah jeritan pengamen jalanan di Jakarta.

banyak orang yang kesel banget sama pengamen. katanya "suara jelek kok dijual". menurut gue nggak gitu lah. mereka nyari makan, sama kayak kita semua. lagian, karya mereka banyak yang bagus. gue nggak pernah mau nyebut mereka pengamen, mungkin 'musisi jalanan' lebih bagus. mereka adalah pemusik yang bebas jadi karya mereka bisa mengkritik orang semaunya. mengkritik pemerintah. mengkritik bagaimana hukum yang nggak pernah memihak orang-orang kayak mereka.

this musical documentary film was created by Daniel Ziv.
0

Charice, Who Doesn't Know Her Anyway...


i just found this girl on youtube and she's TERRIFIC!

her voice just perfect. and she has cute face, i think.

and this song is catchy for sure. thanks again to my friend, they've pushed me to hear this song while recess time. and it's echoing in my head again and again and again and again...and again. like a pyramid (?)



voice of an angel, right?

she is the first Asian artist in history to land in the Top 10 of the Billboard 200 album chart. and Oprah told that she's the most talented girl in the world. unyuuu...i wanna be her soooo bad. she was born in Philippines and guess what, she's just one year older than me.

how does it feel to be known all over the world in 18?

does it feel good?

and now, she's playing in very famous tv show, GLEE.
aaaaahhhhh envy so much.
0

random thing

gue baca-baca posting-an gue sebelumnya.

hemm...

kayaknya yang gue tulis random banget yah?


some random things about me...

  1. i'm sleep-talking
  2. i love doing nothing all day long
  3. having secret is hard for me
  4. i like screaming with no reason
  5. i love game, any game
  6. i play piano
  7. i can't play guitar
  8. i love cute guy from anime
  9. i do same mistakes and it's hard for me to learn
another random posting, sas -___-
0

Hey, Soul Sister



Hey, hey, hey

Your lipstick stains on the front lobe of my left side brains
I knew I wouldn't forget you, and so I went and let you blow my mind

Your sweet moon beam, the smell of you in every single dream I dream
I knew when we collided, you're the one I have decided who's one of my kind

Hey soul sister, ain't that Mr. Mister on the radio, stereo, the way you move ain't fair, you know!
Hey soul sister, I don't want to miss a single thing you do..
Tonight
Hey, hey,hey

Just in time, I'm so glad you have a one-track mind like me
You gave my life direction, a game show love connection, we can't deny
I'm so obsessed, my heart is bound to beat right out my untrimmed chest
I believe in you, like a virgin, you're Madonna, and I'm always gonna wanna blow your mind

Hey soul sister, ain't that Mr. Mister on the radio, stereo, the way you move ain't fair, you know!
Hey soul sister, I don't want to miss a single thing you do...tonight

The way you can cut a rug, watching you's the only drug I need
You're so gangsta, I'm so thug, you're the only one I'm dreaming of
You see, I can be myself now finally, in fact there's nothing I can't be
I want the world to see you be with me

Hey soul sister, ain't that Mr. Mister on the radio, stereo, the way you move ain't fair, you know!
Hey soul sister, I don't want to miss a single thing you do tonight,
Hey soul sister, I don't want to miss a single thing you do...tonight
Hey, hey,hey

Hey, hey,hey

Tonight




~sweet song for sure :)
0

Ich Lerne Deutsch

heute ist schlimmer als gestern

itu bahasa jerman

sok banget ya gue pake basa jerman (padahal pake google translate)

dua hampir tiga taun gue belajar basa jerman, yang gue bisa cuma

"ich liebe dich"

"
Wie heißen Sie?"

"Guten Tag!"

"Guten Morgen!"

"Wie geht's Ihnen?"

...

dan hari ini gue ulangan basa jerman dengan kosakata gue sebatas kata-kata di atas aja.

hemmm...

bukan hari yang baik tentunya. gue cuma bisa berdoa semoga feeling gue banyak yang bener, walopun dari pengalaman gue, feeling gue nggak pernah bener...
0

The Worst Day...EVER!!! (trust me)

hari ini gue bisa gila...

...wait...

gue emang UDAH GILA

kenapa?

yeeeeep, ini gara-gara ulangan blok yang bukan ulangan blok.
haaah? apaan sih saaaas?

yaaaa, pokoknya kayak kata post gue sebelumnya, ulangan blok gue kali ini bukan ulangan blok tapi minggu ujian. bedanya?

yaaaa... waktu ujiannya suka-suka gurunya.

jadi?

jadi?

jadi hari ini gue mesti jalanin 3 ulangan dan semuanya pelajaran IPA.
makan tuh minggu ujian.

yeeeep, hari ini gue ulangan matematika, biologi, fisika.

sadiiiiis, berasa pinter kali ya anak-anak tujuhpuluh hahahahahahaha.

matematika tentang program linear, biologi tentang substansi genetika (yang udah pasti gue nggak ngerti sama sekali), dan fisika tentang difraksi cahaya+listrik (otak gue korslet gara-gara inih...).

pertama, ulangan matematika jam ketiga...hemm...nggak begitu susah laaaah. masih bisa gue ngerjainnya...

ulangan kedua, biologi jam ketujuh. pikiran gue mulai campur aduk antara gen, lokus, alel, coulomb, joule, konservatif, ....mulai nggak jelas mana yang mau gue pelajarin. tapi ulangannya...yaaaahhh...hanya Tuhan yang tau hasilnya deh hahahahaha.

daaaaaaan, terakhir ulangan fisika.
i'm officially DIE

pak ahmad bener-bener deeeeh. nggak boleh pake kalkulator, nggak boleh nyontek (udah jelas yaaa), boleh ngeliat buku tapi nilainya dikurangin 10 (kalo 10 dari 100 sih nggak papa, paaaak). udah waktu cuma sedikit, anak-anak pada ribut.

lengkap banget penderitaan gue hari ini.

kepala gue langsung cenut-cenut pas bel pulang bunyi.

dan hari ini gue nggak belajar apa-apa padahal ada ulangan bahasa jerman besok. yaaaahhhhh...Tuhan, selamatkan hamba-Mu ini. hahahahahahaha
0

Mid-Term Stress

oke, seminggu ini adalah neraka buat gue.
kenapa?

yeeeep, mid-term test yang bikin gue gila.

mana modelnya sekarang bukan ujian blok gitu yang pake jadwal tapi minggu ujian jadi suka-suka gurunya mau ngasih ujian kapan. aaaahhhhh...

kayak hari ini.

ada 3 ulangan yang mesti gue jalanin. Sejarah, PKn, sama Kimia.

kalo ada yang nanya "belajar sejarah nggak, sas?", gue cuma bisa nyengir soalnya gue sama sekali nggak nyentuh buku sejarah sama pkn. yang gue pikirin cuma kimia...aiiisssshhhh....

tapi tetep aja, gue belajar gontok-gontokan kayak gimana juga...tambah keriting gue ngerjain soalnya bu risda. redoks, elektrolisis, elektrokimia, hukum faraday satu, faraday dua, udah muter-muter di otak gue. sampe muak gue denger kata larutan & temen-temennya...

faraday...
faraDAY...
faraDIE...

hmmm...

mana tadi bete banget, suaranya bu risda kan kecil banget tuh, pake sok-sok didikte begituh ulangannya (referensi baca post gue sebelumnya hahaha). gue frustasi kan mana anak kelas gue toa banget suaranya.

bu risda : nomor 1 tuliskan reaksi setengah redoks...
alam 2 : apaan bu?
bu risda : tuliskan reaksi setengah redoks unsur berikut...
alam 2 : hah?
gue : *diem sambil ngemut pulpen*
bu risda : mangan oksalat...
alam dua : apaan sih?
gue : *MANGAN COKELAT!* (untungnya gue nggak jadi teriak begituh...)
bu risda : em-en-o-empat!
alam dua : *cengok*

serius deh. gue seneng diajar bu risda. ngajarnya enak *brb, digampar sama anak alam dua*, tapi kelewat hemat suara banget orangnya ckck.

temen sebangku gue, agnes, yang udah setres ngerjain soal akhirnya ketawa-tawa sama gue (emang dasarnya dua-duanya setres gitu). bu risda diri di depan meja gue.

bu risda : kerjakan sendiri jangan nyontek
alam dua : iye buuu
bu risda : pakai pensil dulu biar bisa dihapus
alam dua : iye buuuuuu
bu risda : tulisannya yang jelas biar ibu bisa baca
alam dua (siapa gitu, lupa gue) : iya iya bu, ih ibu ngomong terus
gue : *ngikik*
bu risda : tangannya diangkat, jangan ada yang di bawah meja
agnes : *ngangkat tangannya tinggi-tinggi*

yang dapet soal A mesti selesei duluan, jelas lah, orang dikasi soalnya duluan...
nah kebetulan gue dapet soal B. gue cuma bisa garuk-garuk kepala sambil ngeliatin enam soal yang beranak-pianak ituh...
agnes keluar duluan, "duluan ya sas"
gue : "iyeh, wes mai lek ya"
alam dua : hah?
gue : "wismilak"

hemmm
aneh-aneh kelakuan orang kalo setres yah, hahahahaha

jadiiii...gitu deh kelakuan anak indonesia kalo ngadepin ulangan. semoga aja besok ulangan fisika sama biologi gue bagus...
0

We Are Us (part 3)

III
Hidup Adalah Perjalanan

Alex menjulurkan kepalanya ke luar jendela mobil. Aroma kota hampir menghilang sepenuhnya. Ia menatap ayahnya yang menyetir. Dadanya kembali terasa perih begitu mengingat ayahnya yang biasa menyetir BMW ataupun Jaguar, saat ini pria gagah itu mengendarai truk pickup Chevrolet berwarna merah keruh. Tapi ayahnya tampak gembira. Sementara Mrs Parker duduk di antara Alex dan suaminya, sesekali ia tertawa saat Mister Parker mengeluarkan guyonannya. Alex tersenyum.
“Kau suka tempat ini, Alex?” tanya Mister Parker begitu Chevrolet itu melewati palang besar bertuliskan ‘Welcome to Larkspur Lane’.
Alex kembali menjulurkan kepalanya. Aroma kota benar-benar sudah menghilang sepenuhnya. Ia melihat padang rumput luas di kanan kiri mobilnya. Beberapa orang menatap Chevrolet-nya dari tengah padang rumput lalu malambaikan tangan mereka. Alex mengerutkan kening.
“Ya. Mereka melambai padamu, Sayang,” kata Mrs Parker.
Alex mengerutkan kening sambil membalas lambaian itu kikuk.
“Kota yang ramah, bukan?” Mister Parker tersenyum.
“Ya.”
Mister Parker menghentikan mobilnya. “Kenapa kau tidak melihat-lihat dulu, Sayang?” katanya. “Kami akan mengurus sesuatu di kantor walikota. Aku yakin kau akan bosan kalau menunggu kami.”
“Aku tidak kenal daerah ini.”
Mrs Parker tersenyum sambil mengelus kepala Alex. “Aku yakin inilah saatnya untuk berkenalan, Alex,” katanya lembut. Akhirnya Alex mengangguk. “Kembalilah saat hari mulai gelap. Tanya saja pada orang-orang sekitar sini. Junnibacken, rumah bata merah.”
Alex mengangguk. “Ya. Tentu saja,” ujar Alex. Ia melambaikan tangan pada mobil kedua orangtuanya yang mulai menjauh. “Junnibacken,” dengusnya pelan. “Apa yang bisa dilihat di sini?” gumamnya pelan sambil mengedarkan pandangannya. Padang rumput itu seolah tidak ada habisnya.
Alex memanjat pagar padang rumput itu. Gadis itu menghirup napasnya dalam-dalam, ia mencium bau rumput yang tak pernah ia rasakan di New York. Saat itu juga ia merasa memiliki kota kecil itu. Alex menyusuri padang rumput yang luas itu. Tiba-tiba ia melihat sebuah sebuah pohon padang rumput itu. Gadis itu mendekatinya begitu sadar sebuah gubuk kecil berdiri di samping pohon itu.
Alex membuka pintu gubuk itu. “Permisi?” gumamnya pelan. Gubuk itu terawat, tidak seperti dugaan Alex yang mengira itu gubuk usang. Ditambah lagi peralatan melukis dan tumpukan kanvas dalam gudang itu, membuat dugaan Alex sirna tak berbekas. Gadis itu melihat-lihat lukisannya dan mendecak kagum. Kertas foto yang berserakan di atas meja, pahatan kayu di atas lemari, serta partitur musik yang berserakan di lantai gubuk, Alex seperti berada di sebuah galeri seni. “Apa-apaan ini?” Alex mengerutkan kening. Begitu sinar matahari masuk melalui jendela kecil gubuk itu, Alex makin yakin dirinya berada dalam galeri. Seluruh dinding gubuk itu dilukis dengan tangan.
“Apa yang kau lakukan di sini?”
Alex berbalik kaget. Ia terpana begitu melihat sosok tinggi menghalangi pintu masuk gubuk itu. “A-aku…”
“Apa yang kau lakukan di sini?!” Nada bicara orang itu meninggi beberapa desibel. Alex mundur beberapa langkah. Sosok itu mendekatinya.
“A-anu… Aku minta maaf…”
Sosok tinggi itu mencengkeram tangannya kasar dan membawanya keluar gubuk. “Aturan darimana yang membuatmu bisa seenaknya keluar masuk gubuk asing?” Orang itu menatap Alex marah.
Alex makin gugup begitu sadar orang itu seumuran dengannya. “A-aku orang baru. Ja-jadi…”
Raut marah orang itu berubah selama beberapa detik namun Alex bisa menangkap keterkejutan dari matanya. “Menurutmu kau bisa seenaknya masuk ke dalam tempat asing sekalipun kau orang baru?” Orang itu masih marah tapi nada bicaranya agak melunak.
Alex masih terdiam.
Orang itu menatap Alex kesal. Ia meninggalkan gadis itu dan masuk ke dalam gubuknya.
Alex mengepalkan tangannya. “Aku Alex!” serunya dari luar. “Dan ngomong-ngomong, aku suka lukisanmu!” Alex menunggu respon orang itu. Namun tidak terjadi apapun. Alex mendesah dan meninggalkannya. “Ah, di mana Veritas High?” tanyanya pada seorang pria besar.
“Di sana. Setelah Blackwater Lake,” kata orang itu dengan logat Rusia yang kental.
Alex mengangguk. “Terima kasih.”
“Anu…apa kau anak Mister Parker yang akan tinggal di Junnibacken?”
Alex tersenyum dan mengangguk. “Ya.”
Orang itu menyalami Alex. “Aku Gordon. Aku tinggal di dekat Blackwater Lake, dekat sekolahmu. Junnibacken juga tidak jauh dari tempatku. Selamat datang di Larkspure Lane, Parker Junior.”
“Alex. Namaku Alex.”
Gordon tertawa. “Selamat datang, Alex,” ulangnya. Ia mengangkat ember-ember yang ia letakkan. “Kupikir orang kota tidak akan mau tinggal di tempat kumuh seperti ini.” Gordon tersenyum riang.
“Menurutku ini tempat yang indah.”
“Senang kau berpikir seperti itu. Aku menyukai tempat ini, kau tahu?”
“Ya. Tentu saja. Sangat jelas.”
Gordon kembali tertawa. “Baiklah… Aku harus pergi, Alex.”
“Perlu kubantu?” tanya Alex saat melihat Gordon yang kesulitan dengan ember-embernya.
Pria besar berkumis itu tertawa. “Ember ini berat, kau tahu?”
Alex tersenyum. “Aku lebih kuat dari yang terlihat, Mister Gordon.”
“Gordon saja.” Alex kembali tersenyum sambil mengangkat ember itu dengan mudah. Gordon bersiul kagum. “Aku membuka tempat pemancingan,” katanya. “Kalau kau sekuat itu, kurasa kau bisa kerja sambilan di tempatku.”
“Mengangkat ember?”
Gordon tertawa. Alex menyukai tawanya. “Bukan. Kasir tentu saja.”
Alex mengangkat alisnya heran. “Hubungannya dengan kuat adalah…?”
Gordon mengibaskan tangannya tidak peduli. “Tidak ada sebenarnya,” katanya. “Berbeda dengan jamanku dulu, sewaktu anak-anak masih mau bekerja untuk mendapat uang. Anak-anak jaman sekarang kerjanya hanya bergantung pada orangtuanya.”
“Aku dan kakakku tidak,” bantah Alex. “Kakakku kuliah di luar negeri. Dia mendapat beasiswa dan kerja sambilan di sana untuk mendapat uang saku.” Alex berusaha meyakinkan Gordon.
Gordon tersenyum. “Dari matamu, aku sudah tahu kau berbeda dari yang lain, Alex,” katanya. “Makanya aku menawarkan pekerjaan ini padamu,” lanjut Gordon sambil tertawa. “Sepertinya kita bisa berteman baik, Alex. Kalau ada masalah, jangan ragu cerita padaku. Oke?”
Alex mengangguk. “Terima kasih, Gordon.”
Tak lama kemudian mereka berdua sampai di sebuah danau yang di pinggir jalan namun dikelilingi hutan. Rumah Gordon tepat di samping danau itu. Terang saja, rumahnya adalah tempat pemancingan. “Jangan sungkan-sungkan, masuklah. Letakkan saja embernya di beranda,” katanya.
Alex memasuki rumah kayu itu. Rumah yang bersih dan hangat. Alex langsung menyukai rumah itu. Ia mengikuti Gordon ke halaman belakang rumahnya. Gadis itu dapat melihat sebuah toko kecil di samping danau. Gordon melambaikan tangannya, mengisyaratkan pada Alex untuk segera menyusulnya. Alex berlari kecil.
“Kau suka tempat ini?”
Alex mengangguk. “Ya. Hangat.”
Gordon tersenyum.
“Mana istri dan anakmu?” tanya Alex. Gordon terdiam, senyumnya lenyap. Alex langsung menyadari kesalahannya. “Maaf. Aku lihat foto keluarga di ruang tamu tadi…” gumamnya menyesal.
“Kanada.”
“Eh?”
Gordon kembali tertawa. Alex mendesah lega, Gordon tidak marah. “Istriku membawa anakku ke Kanada bersama suami barunya,” katanya ringan. “Tentu saja dia lebih memilih pria yang memiliki yacht dan mengarungi lautan daripada pria yang memiliki perahu tua dan mengarungi tempat pemancingan, ‘kan?” ujar Gordon setengah bercanda. Alex tertawa. Gordon membuka pintu tokonya. “Mau memancing?”
Alex menggeleng pelan. “Aku tidak pernah memancing.”
Gordon menepuk kening. “Aku lupa. Kalian, penduduk New York, hanya memancing uang, bukan memancing ikan,” candanya. “Tapi di sini, memancing ikan sama dengan memancing uang.” Gordon tertawa. Ia memberikan alat pancing pada Alex. “Aku biasa berkenalan dengan memancing bersama. Tidak memancing bersama, berarti belum mengenalku.”
“Paksaan yang halus, G-man.”
Gordon berkacak pinggang kesal saat melihat anak laki-laki di pintu tokonya. “Kenapa kau di sini, Anak Nakal?”
Alex terkejut begitu melihat dua tindikan di telinga anak itu.
“Ayolah, G-man. Berikan aku kail andalanmu itu,” pintanya.
“Pulanglah, Nak. Ibumu menunggu, ‘kan?”
Anak itu mendengus. Kemudian ia menatap Alex. “Dia orangnya?” tanyanya setengah meremehkan. Alex menahan kesal. “Dia yang dibicarakan penduduk akhir-akhir ini?”
“Mm-hm. Keluarga Parker.” Gordon membongkar laci kailnya.
Anak itu menatap Alex naik-turun, dari ujung kepala sampai ujung kaki. Alex jengah, ia berusaha tidak menatap anak itu. “SMP kelas berapa?” tanya anak itu, masih pada Gordon.
Kali ini Gordon tertawa terbahak-bahak. “SMP? Dia SMA, Nak.”
“Oh ya? Junior?”
Gordon mengangkat bahu. Anak itu kembali menatap Alex. Gadis itu tidak berniat memberitahu bahwa ia berada di tingkat paling senior tahun itu. “Jadi? Mana kailnya?” tanya anak itu kemudian. Alex mendesah lega.
“Tidak ada kail untukmu hari ini, Nak. Ibumu mencarimu tadi.”
Anak itu mendengus kesal. “Jangan ikut campur urusan keluargaku, G-man.”
Gordon diam saja. Anak itu pun pergi dengan sendirinya.
Alex mengerutkan kening. “Aku mengerti kenapa pendapatmu begitu sinis pada anak seumuranku,” gumamnya pelan.
“Namanya Jared.” Gordon mengajak Alex keluar. Ia melempar kailnya kemudian kail Alex pun ia lempar. “Aku agak kasihan pada ibunya. Ayahnya sudah lama meninggal sehingga Jared bersifat seperti itu.”
Alex mengangguk-angguk. “Dia juga di Veritas High?”
“Tentu saja. Grade 12.”
Alex membatu. Dalam hatinya, ia berdoa agar tidak sekelas dengan anak itu. Tiba-tiba ia teringat dengan gubuk kecil itu. “Gordon, tadi kulihat ada gubuk kecil di padang rumput sebelum masuk kota.”
“Eh?”
“Ya. Dengan atap merah di sebelah pohon kering.”
Gordon terdiam. “Itu gubuk Taylor. Temannya Jared. Dia juga sering ke sini bersama teman-temannya. Nanti kukenalkan kapan-kapan. Tapi kau bisa berkenalan sendiri karena dia juga dari East High.”
Alex tertawa netral. Dalam hatinya, ia kembali berdoa agar tidak perlu berkenalan dengan anak-anak itu.
“Kalau Taylor pendiam, berbeda dengan Jared. Wajahnya selalu menatap orang lain dengan pandangan tajam tapi, percaya padaku, dia jutaan kali lebih baik daripada Jared,” kata Gordon. “Lagipula, Jared sebenarnya anak baik. Hanya saja dia kehilangan arah. Itu saja masalahnya. Harus ada yang menjadi setir untuknya, sayangnya ibunya terlalu sibuk mencari uang untuk anak-anaknya. Meski aku tahu dia sangat menyayangi Jared, tetap saja…”
“Aku mengerti, Gordon,” kata Alex. “Semua orangtua mencintai anaknya. Aku mengerti, Gordon. Sangat mengerti.”

“Terima kasih sudah mengantar Alex pulang, Gordon,” kata Mister Parker begitu Alex pulang ke rumah barunya. “Kau melihat sekolah barumu, Sayang?” Mister Parker menepuk kepala Alex.
“Tidak, dia memancing bersamaku. Dan sekarang, dia bisa membedakan mana yang sepatu dan mana yang ikan,” canda Gordon sambil tertawa keras. Mister Parker mengerutkan kening.
“Hmm, pancinganku tidak begitu bagus hari ini,” gumam Alex malu.
“Lalu ikan dalam ember itu?” tanya Mister Parker sambil tertawa menggoda. Alex merengut. Gordon tertawa. “Terima kasih, Gordon.”
Gordon mengangkat tangannya. “Aku harus pergi. Sampai jumpa, Alex. Mampirlah ke tempatku kapanpun kau mau,” katanya. “Semoga berhasil dengan bengkel dan restoranmu, Parker!”
Mister Parker dan Alex menatap Gordon sampai pria itu menghilang di balik tikungan. Kemudian Mister Parker mengajak Alex masuk. “Bagaimana menurutmu? Kota ini bagus, kan?”
“Ya. Tentu saja,” kata Alex sambil tersenyum. Ia memutuskan untuk tidak menceritakan mengenai anak bernama Jared dan Taylor yang ia temui tadi. “Kurasa tidak buruk juga. Rumah ini juga…” Alex melihat sekeliling. “…lumayan.” Rumah bata itu juga terasa hangat, seperti rumah Gordon.
“Lalu? Kau melihat sesuatu yang menarik?” tanya Mrs Parker dari dapur.
Alex terdiam sejenak. “…tidak juga. Hanya danau.”
Kedua orangtua Alex tertawa. “Itulah akibatnya kalau bergaul dengan Gordon.” Mister Parker duduk di belakang meja makan. “Tapi akan sangat berguna kalau cita-citamu menjadi atlet memancing ataupun ahli perikanan,” candanya.
Alex terdiam. Ia tidak pernah membayangkan kedua orangtuanya ada di sini, di sebuah desa yang jauh dari kota. Ia juga tidak bisa membayangkan bagaimana hal ini akan berlanjut, dengan kedua orangtuanya yang akan selalu berada di rumah dan tanpa Neil. Ia bahkan tidak tahu berapa lama ia akan bertahan.
0

Oh It's Love

Oh, it is love
From the first time I set my eyes upon yours
Thinking oh, is it love?

Oh dear
It's been hardly a moment
And you are already missed
There is still a bit of your skin
That I've yet to have kissed
Oh say please do not go
But you know, oh, you know that I must
Oh say I love you so
But you know, oh, you know you can trust
We'll be holding hands once again
All our broken plans I will mend
I will hold you tight so you know
It is love from the first
Time I pressed my hand into yours
Thinking oh is it love?

Oh, dear, it's been hardly three days
And I'm longing to feel your embrace.
There are several days
Until I can see your sweet face.
Oh say, wouldn't you like to be older and married with me
Oh say, wouldn't it be nice to know right now that we'll be
Someday holding hands in the end
All our broken plans will have been
I will kiss you soft so you know
It is love from the first
Time I pressed my lips against yours
Thinking oh is it love?

Your heart may long for love that is more near
So when I'm gone these words will be here
To ease every fear
And dry up every tear
And make it very clear
I kiss you and I know
It is love from the first
Time I pressed my lips against yours
Thinking oh is it love?

Oh it is love from the first
Time I pressed my lips against yours
Thinking oh is it love?

I kiss you and I know
It is love from the first
Time I pressed my lips onto yours
Thinking oh is it love?

~Hellogoodbye
3

RPG part 1, MANA SERIES

oke, gue penggemar berat game RPG

tapi RPG yang banyak ngobrolnya. hahahahaha, emang dasarnya cewek bawel sih, jadiiiii...

ada yang inget game di PS One yang ini nggak sih???

game jaman jadul pas gue masih SD. tapi seru banget, sumpah. kalo gue masih punya PS 1 sampe sekarang, bakal gue mainin sampe baret deh kasetnya hahahahaha. dari MANA SERIES (ato Seiken Densetsu di Jepang), gue rasa Legend of Mana yang paling bagus.

seri pertama dari Seiken Densetsu yaitu Seiken Densetsu : Final Fantasy Gaiden ato versi Eropa-nya "Mystic Quest"


masih kayak kentang banget ya grafisnya? hahahahaha, jelas aja, ini buat konsol Game Boy. masih inget kaaaaan? konsol kesayangan kita jaman-jaman esde itu loooohhhh...

terus series yang kedua itu Seiken Densetsu 2, atau Secret of Mana versi USA-nya

berlanjut dengan Seiken Densetsu 3, alias Legend of Mana yang gue omongin di atas tadi. Legend of Mana hadir buat konsol PS One. jadiiiiii...bagi yang masih punya konsol ituuuuh, bolehlah dicoba mainin. lumayan tuh, keluarannya Squaresoft, perusahaan yang nelorin game legendaris, Final Fantasy.

Seiken Densetsu 4, atau Sword of Mana versi USA-nya, ditujukan buat pemegang konsol GameBoy Advance.


selanjutnya, ada Children of Mana yang hadir di konsol Nintendo

akhirnya Mana series nyampe juga di konsol PS2. judulnya Dawn of Mana. menurut gue agak absurd ceritanya, cuma didukung sama grafis 3D yang lumayan halus, ditambah lagi spirit element-nya yang makin imut-imut aja.


dan Mana series yang paling baru adalah Heroes of Mana, yang ditujukan buat pemegang konsol Nintendo DS. kalo yang ini, sedenger-dengernya gue, katanya lumayan lah. walopun grafis 2D, masih (seenggaknya menurut gue) lebih keren dari Dawn of Mana.


yang khas dari Mana series ini adalah Elemental Spirits-nya. yang kalo di Legend of Mana, bakal bantu kita dalam serangan sihir...










dari kiri ke kanan:
Shade, si penguasa kegelapan -- Gnom
e, pengendali tanah -- Salamander, si penyembur api -- Wisp, penguasa cahaya













dari kiri-kanan:
Jinn, pengendali angin -- Luna (kalo di Legend of Mana namanya Aura), pengendali kekuatan bulan -- Undine, pengendali air -- Dryad, pengendali tanaman


lucu-lucu banget kaaaaaaaaan? gue baru denger masing-masing dari spirit ini ngomong di Dawn of Mana. yang lucu adalah si Undine, dia water spirit yang beraksen perancis (kebayang nggak sih?), terus Shade, dia berlagak beraksen Roma gitu (biar mirip drakula yang asalmulanya dari sanah). setiap spirit juga punya kelakuan yang beda-beda. misalnya Jinn yang punya kelakuan flawless & nggak neko-neko, Salamander yang temperamen (jelas banget, orang penyembur api), Gnome yang keras kepala..

Mana Series ini nggak berhubungan satu dengan yang lainnya. tapi gameplay-nya nggak beda jauh, meski karakternya beda..
eh, ada satu karakter yang muncul di beberapa series, deng! namanya Niccolo..


dia ini merchant yang kerjaannya keliling-keliling. bisa dipake jadi NPC & lumayan kuat. dia Legend of Mana, si Niccolo ini karakter yang sempet dikira penipu... ato penipu beneran ya? gue nggak yakin. udah lama banget nggak main, jadi lupa gitu. lagian terakhir gue main kan pas SD, waktu itu basa inggris gue nggak bagus-bagus amat. jadi yaaaa...dimaklumin aja deh. hahahahaha

di Legend of Mana, ada pohon yang di sebut Mana Tree. dialah sumber kehidupan di Mana World. kalo gue nggak salah, artifaknya bakal didapet setelah quest 'Matilda', nama artifaknya Spoon of Mana? eh? atau Sword of Mana? kayaknya Sword of Mana deh...
terus si Tree of Mana ini bakal jadi tempat yang paling menentukan bakal ke mana arah cerita lu bakal berjalan.

Tree of Mana adalah pusat dari cerita dari semua Mana Series. dijaga sama Mana Goddess, semacem dewa yang membedakan mana yang bener, mana yang salah. cuma karena membusuk oleh kejahatan, Tree of Mana jadi jahat.

hemm...pohon sebagai sumber kehidupan? klise, tapi emang begitu yah? hahahahaha.


ada satu quest di Legend of Mana yang bikin gue nangis nggeru-nggeru. Jumi Quest judulnya. jadi terdiri dari beberapa sub-quest gitu. ceritanya tentang suku Jumi, yang make sejenis batu permata sebagai sumber kehidupannya. kepala suku mereka, namanya Florina, ngorbanin diri buat menjaga semua sukunya. tumbuh rasa benci dari diri Sandra, sahabat Florina, karena sahabatnya mengorbankan dirinya demi Jumi. akhirnya si Sandra berakhir jadi Jewel Hunter yang ditakutin para Jumi. ceritanya agak ngejelimet, tapi menurut gue, cerita tentang suku Jumi adalah cerita yang paling bagus dari semua quest Legend of Mana. Symbol of harmful effects of love, begitu quote-nya tante wiki tentang quest ini.

satu hal lagi yang pasti nyangkut di hati para Mana-maniac pasti soundtrack & background music-nya. selain nada-nadanya yang unyu, kadang beberapa BGM selalu ngingetin kita sama 'rumah', nggak tau kenapa...hahahahaha. misalnya ini...







yang pasti, Mana Series adalah serial wajib yang mesti lu mainin kalo ngaku RPG gamer sejati (lebai to the max). dari segi grafis emang kentang banget kalo dibandingin sama Final Fantasy, Kingdom Hearts, ato yang semacem itu, tapi gue bisa jamin dari segi cerita & tingkat nagihnya nggak kalah dari game Squaresoft atopun SquareEnix lainnya.
0

Celebrating Our Life

this a perfect song to start your day...





jaman sekarang, jarang lagu yang 'merayakan kehidupan'. kebanyakan lagu menye-menye yang bikin orang pengen bunuh diri begitu dengernya. tapi MOCCA punya cara yang beda buat nyampein musik mereka. walopun orang Indonesia nggak awam dengan genre musik yang mereka bawa, tapi siapa yang nggak ngerasa semangat begitu denger lagu ini? apalagi liriknya yang, walopun berbahasa inggris, gampang dimengerti dan maknanya manis, unyu gitu deeeeh.

time to wake up
let me give you another fantasy
raise your hands up and turn around now here we are
where we were meant to be free

now follow me
keep it up on the double, 1,2,3
drop that needle and now listen to the beat
let's hear it out from your feet

deep within, I can see, wanna share,
your feelings don't forget I've got an easy way to
cheer you up, cuddle up, take you to the stars!

open the window and feeling the wind flow
we're starting to feel the breeze in our heels
a tap on the floor no more tears anymore
it's easy, just like ABC

it's been a while
have you been waiting for me all this time
after the day we ever met I must admit
I feel like lemon and lime

deep within, I can see, wanna share,
your feelings don't forget I've got an easy way to
cheer you up, cuddle up, take you to the stars!

open the window and feeling the wind flow
we're starting to feel the breeze in our heels
a tap on the floor no more tears anymore
it's easy, just like ABC

it's so easy
easy as A-B-C and 1-2-3
feel the breeze and come on dancing to the beat
together we will ever be- ooh ooh ooh
0

Highly Strung

isn't this STUNNING???





her name is ORIANTHI PANAGRIS.

yeeeeeeeep, dia dulu gitarisnya Michael Jackson.

nah yang satu lagi itu Steve Vai. dulu gitarisnya Whitesnake. Steve Vai yang bikin Highly Strung ini dan mutusin buat duet sama Orianthi. mantab lah pokoknya..

keren yaaaa, i wish i could play something like that...
0

#OCTOBERWISH

hmm... banyak yang gue mau di bulan oktober ini...
i wish i could...
  1. have a great time in my senior year at 70 high school
  2. stop my sleep-talking habit
  3. be more responsible
  4. do everything i want hahahahaha
what's your October wish?
Back to Top