0

Your Love Is My Drug


azz...


ke$ha's voice has been echoing again and again in my empty head aaaarrrrgggghh

your love, your love, your love, is my drug...lalalalala

see? i've said those words for 3 hours already! i'm going crazy if this keep happening to me. crap, ke$ha, your voice is not my drug but it's addicting like hell.

Maybe I need some rehab,
Or maybe just need some sleep
I've got a sick obsession,
I'm seeing it in my dreams

I'm looking down every alley,
I'm making those desperate calls
Im staying up all night hoping,
Hit my head against the walls

What you've got boy is hard to find
Think about it all about it all the time
I'm all strung up my heart is fried
I just cant get you off my mind

Because your love, your love, your love, is my drug
Your love your love your love
I said your love, your love, your love, is my drug
Your love your love your love

Won't listen to any advice, mamma's telling me to think twice
But left to my own devices i'm addicted its a crisis!

My friends think I've gone crazy, my judgment is getting kinda hazy
My status is gonna be affected if I keep it up like a love sick crackhead

azz...

it's because of my friends. they pushed me to keep listening this song while recess time. i don't like ke$ha that much, but this song is pretty catchy for real...

speaking of love...
azz...
i wanna be in love someday...maybe not now...but someday i will find some guy who has something 'hard to find'. who has a friendly smile, gentle eyes, and when he glance at me, i'll melt like a popsicle beneath the California's sun hahahahahahahaha. what a dreamy dream...

aaaaahhhhhh

and quote of the day "your love, your love, your love, is my drug..."

0

Keong Racun

i've heard some stuff called 'Keong Racun'
what the ~~???

at first, i thought it was a poisonous snails which keep killing people. and my first reaction is like "oh my God, do i have to move to other place just because this silly pandemic???"

and this is my friend's reaction : "Keong Racun? i like them both"

me : "whaaaaaat ~~??"

and he laughed until his tears burst out from his eyes. then he told me to open youtube and i found this...



azz...

i felt like an idiot..

this song called 'Keong Racun'

hmm... and this is the silly pandemic *sigh plus blushing*
am i the only one who react like that when someone say "Keong Racun" for the first time?
0

My Hope

this is the last day a have my taekwondo practice with everyone. unyuuuuuuu...
i love every minutes that i've had with you guys

august 4th..
that day will be the judgement day, right? hahahahahaha i feel like my heart fall down to the center of the earth. after that match, i'll stop my activities in taekwondo and focus on my study. aaaaahhhh

It's like i've just met with you yesterday. we've been through all together, laugh together, scolded together, tired together. and all of those memories is a miracle for me.

I am pleased to be able to spend two weeks with you. I hope it also happens to you.

now, I can only pray for our best and success on August 4th. we do everything together and must end together as well.

with respect,

sasthi nandani
0

Cowok Gentle Ituuuuh..

buat gue, cowok gentle ituuuuh :

  1. mau ngasi tempat duduk buat orangtua (di bis kek, di mana aja pokoknya)
  2. perhatian tapi nggak bikin risih
  3. ngasih kebebasan tapi tau kapan harus narik diri
  4. masih mau nemenin nyokapnya belanja
  5. masih mau gandeng tangan neneknya yang mau nyebrang
  6. mau ngemong adeknya yang baru seumur jagung
  7. nggak ngasih alasan 'umur' buat bersikap dewasa
  8. tau diri kalo cowok emang mesti kerja berat
  9. dengan gampangnya nawarin bantuan ke orang yang keliatannya susah
  10. ngomong dengan frontal apa yang nggak dia suka tanpa harus nyakitin orang lain
  11. nggak mendem masalah sendiri dan berakhir dengan ngedumel di belakang
  12. ngomong dengan frontal kalo emang mau putus sama pacarnya dan ngasih alasan yang logis
  13. dan sejuta pendapat lain dari gue tentang cowok gentle..
hmm...
buat gue emang nggak ada cowok yang sempurna, tapi seenggaknya, poin-poin remeh kayak nomer satu-enam... hmm anyone?

buat gue sekarang yang paling penting adalah poin nomer sepuluh-duabelas.. kenapa?
hmmmm nggak tau juga sih, tapi dari cerita cewek-cewek yang bermasalah sama cowoknya...banyak yang ngadu sama gue tentang poin 10-12...

azz rempong ya punya pacar hahahahahahhaha

and quote of the day 'just pick up a few things and don't push yourself too hard'
0

4 Agustus 2010

oke, gue tewas di tempat..

wth banget sih saaaaaaas? hahahahahahaha

tapi iya deh, garagara latian tiap hari. sore-malem di bappeda, badan gue rontok di tempat. astagaaaaaaaaaa
bayangin aja, gue pulang sekolah jam setengah empat baru di rumah, langsung jalan lagi naik motor ke bappeda dan mulai latian jam empat sampe jam enam. istirahat maghrib setengah jam, lanjut lagi latian sampe jam lapan. gimana nggak rontoooooook???

ngajak ribut banget sumpaaaaaaaaaaaah

tapi sekolah nggak boleh keteteran

yeeeeeeeeeeeeep

buat persiapan kejurnas (kalo jadi). makanya gila-gilaan hahahahahahahahaha. kadang bosen juga *orang baru jalan seminggu* hahahahahaahahaha. tapi untungnya anak-anaknya asik, pelatihnya juga, jadi nggak bosen hahahahahaha.

yang penting jaga kondisi aja siiiih

hmmm kayaknya posting blog gue kali ini agak no meaning yaaaa?

...

hmmm yaudahla, WHATEVER
gue juga nggak tau mesti nulis apa juga soalnya hahahahahahahaha

yaaaaaaaa minta doanya aja deh, kalo jadi berangkat ke Malang tanggal 4 agustus 2010 entar. KALO JADI pastinya...

and quote of the day, 'two essential things to enjoy this life : be grateful and slow down'
0

Everything's New

gue masuk kelas XII alam 2

oke, situasinya beda kayak di XI alam 3

jelas laaaaaah... jelas-jelas anak-anaknya beda, chairmate gue beda, kelasnya beda, wali kelasnya beda..

gue punya perasaan khusus sama kelas ini, tapi gue belom tau perasaaan itu bakal negatif ato positif. we'll see aja deeeeh hahahahahaha.

gue sebangku sama Agnes dan gue sekelas lagi sama Aswita. si Wita sebangku sama anak namanya Ledy. oke, dua anak itu bakal menggila bersama hahahahaha. hmm...nggak kerasa ini tahun terakhir gue di tujuhpuluh (amiiiiin). sekarang gimana caranya gue ngisi hari-hari di sana biar gue nggak ngerasa nyesel saat gue ninggalin sekolah itu, sekaligus gue mikir gimana caranya ninggalin tujuhpuluh dengan terhormat (baca: nilai bagus+masuk ptn yang gue pengenin) ahahahaha.

gue cuma punya waktu 7-8 bulan buat review apa aja yang udah gue dapet di tujuhpuluh selama ini. hmm...waktu yang nggak lama hahahahahaha. belom lagi nanti ada gangguan dari bulcup dan kawan-kawannya, GK, mos, demo ekskul, hmm...cukup nggak waktunya?

cukuplah kalo gue make waktu itu sebaik-baiknya...
0

Pelantikan

minggu lalu gue baru pulang dari pelantikan..

yeeeeeep, pelantikan, nakitnalep, inaguration, ato yang semacem itulah

pelantikan kenaikan sabuk taekwondo di anyer. yeeeep, nyari mati nggak sih ke anyer pas lagi panas-panasnya ginih? sadis nyeeeeh hahahahahaha

ini adalah gambar di mana anak-anak yang mau naik sabuk disiksa sama pelatihnya. liat aja orang yang berdiri, itulah penyiksanya hahahahaha











dan ini adalah dewan penyiksanya hahahahaha.
kiri-kanan:
sabem sam, fazrin, ziah, gua, umu (yang palanya nongol dikit di belakang itu dini, unyuuu sori din, nggak keliatan mukanya, pokoknya kan udah kesebut hehehe), sabem reza, kak dina, sabem ida, dara, i gede





jadi pelantikan kenaikan sabuk di klub gue itu difokusin sama yang mau naik sabuk merah, yaitu sabuk biru strip. mereka bakal mimpin kelompoknya ke pos-pos yang dijaga sama sabuk merah + sabuk item. gue udah pernah ngalamin jadi ketua kelompok dan itu bukan pengalaman yang bagus hahahahaha.

tapi bukan cuma ketua kelompok aja yang tersiksa, semua yang dilantik tersiksa.

ini pada ngapain?

ngesot, jelas banget.

mereka mesti ngesot sambil teriak meong-meong.

yeeeep... itu atas idenya si umu. dan semua setuju, termasuk gue dan peserta pelantikan. yep, HARUS setuju dan harus mau.

kelompok ini masih mending dibanding kelompok lain yang mesti merayap sambil teriak 'belanda dateng!' kayak orang gila, ato lompat kodok sambil bilang 'mbeeek'. hahahahahaha

gue sih senior yang baik. gua diem aja sambil ketawa-ketawa hahahahahaha, menikmati acara bahasa halusnya hahahahahaha. bahasa gamblangnya? tertawa di atas penderitaan orang.


ini ngapain ya tumpuk-tumpukan kayak sandwich? mana gue keliatan girang banget lagi.

jelaslaaaaah...banting-banting orang gitu, siapa yang nggak girang? hahahahahaha

jadi ini ceritanya salah satu mainan tradisi klub gue, MASKOT. yeeeeep.

jadi ceritanya ada dua kelompok 3-5 orang. masing-masing kelompok punya maskot di base-nya yang msti dijaga. tapi di saat yang bersamaan, kelompok itu mesti ngambil maskot tim lain dan bawa maskot itu ngelewatin 'garis perbatasan'. mirip-mirip benteng lah.

naaaah kalo serunya main maskot di pantai, kita bisa banting-banting orang tanpa takut ada yang patah tulang. final show-nya adalah waktu sabuk merah versus anggota pelantikan, kayak yang terjadi pada gambar diatas. itu gue lagi berusaha mempertahankan maskot sampe numpuk-numpuk orang hahahahaha. tapi itu masih mending dibanding sama yang ini...



tampak depan dan tampak belakang hahahahahaha. numpuk kayak kue lapis yaaaa? hahahahahahahaha, ini saking semangatnya, applause buat mereka doooong aahahahahahaha


all of these photos belong to Shabrina Wijaya and all of this had taken by her with Fauziah Wijaya. thanks to her, i can have all of these memories =)
0

Senior Year

liburan gue berakhir

yeeeeeeep

...

it's sucks.

yeeeeeeep

berakhirnya liburan gue = berakhirnya hari-hari santai gue, soalnya begitu masuk, gue nggak bisa santai lagi. kenapa? yeeeep, soalnya gue udah kelas 3. kelas final, kelas horor. kelas di mana taun depan bakal mengikuti tes yang seabrek-abrek buat nentuin universitas.

nentuin universitas...

nentuin masa depan...

hmm...
gue belom bisa kebayang bakal jadi apa gue di masa depan nanti.

Am I loved
Am I hated
In your face
Or understated
How old will I be when I die
Do I turn out alright
~allstar weekend/journey to the end of my life
hmm...

bisa nggak gue bertahan buat bersaing sama anak-anak yang lain di taun ini?
but whatever happens, i'll never regret these years. all of these memories, i'll never forget the places i've been, every persons that i've met...
hahahahahaha finally...

SENIOR YEAR!
0

WE ARE US

ini 'cerita' gue yang pertama hehehe. beberapa orang yang pernah baca protes sama gue, "kok setting-nya nggak di sini aja sih?". hmm, gue nulis ini buat keren-kerenan aja kok, jadi yaaaa...sekali-kali mengkhayal agak tinggian boleh dooooong...
and...this is the first part


WE ARE US

I
Awal yang Pendek

Mr dan Mrs Parker tinggal di New York di Jalan East 56th nomor 2 di sebuah rumah bergaya country yang nampak tua. Mereka mempunya dua anak yang sangat mereka banggakan: Neil dan Alexandra. Neil si kakak, 20 tahun, menempuh studinya di luar negeri melalui jalur beasiswa prestasi. Sementara Alexandra – yang lebih sering dipanggil Alex – baru menyelesaikan grade 11-nya dengan nilai dan prestasi yang membuat para orangtua lain menginginkan anak seperti gadis berambut cokelat gelap itu.
Meski jarang bertemu, kedua anak Mister dan Mrs Parker sangat rukun. Neil selalu melindungi Alex dan Alex selalu membuat Neil tertawa, simbiosis mutualisme kata orang-orang. Neil tidak banyak bicara dan cenderung tenang. Matanya dibingkai oleh kacamata. Dia berpostur tinggi kurus, saking tingginya terkadang Neil agak membungkuk ketika berjalan. Dia menyukai warna biru dan hampir selalu mengusahakan warna itu dalam pakaiannya. Tipe laki-laki yang sulit mendapat pacar dan selalu memiliki jerawat di ujung hidungnya. Neil tidak pernah mempermasalahkan hal-hal di atas, kecuali dua hal terakhir. Sementara Alex supel dan ceria. Berbeda dengan kakaknya yang bermata biru seperti Mister William, wajah Alex menurun dari darah latin ibunya. Tubuhnya tidak begitu tinggi tapi dia nekat ikut klub atletik dan akhirnya menjadi andalan klub di cabang high jump karena ketekunannya saat berlatih. Alex juga menguasai berbagai cabang olahraga lain. Tenis, aikido, senam, juga skating, semua ia kuasai dengan baik. Berbeda dengan Neil yang agak tertutup, Alex cukup populer di kalangan klub olahraga sekolahnya. Keduanya cukup berbeda untuk dikatakan sebagai saudara kandung.
Tapi, dalam kepala mereka, lain lagi ceritanya. Keduanya sering memikirkan hal yang sama, seperti anak kembar. Keduanya sering mengutarakan pendapat yang sama. Bila menonton kuis di televisi, keduanya pasti menjawab berbarengan dengan jawaban yang sama. Alex dan Neil juga seringkali kesulitan menghubungi ponsel satu sama lain karena keduanya selalu menelepon di saat yang bersamaan.
Ayah mereka, Mister William, adalah seorang CEO di sebuah perusahaan asing, cara lain untuk menyebut kaya-raya. Mrs Anita adalah wanita anggun berdarah latin, pemilik restoran bintang empat, yang terkenal dengan kedermawanannya karena sering mengadakan acara penggalangan dana. Setiap perkataan Mrs Anita seolah-olah ditujukan agar seluruh dunia menatapnya. Jadi bisa dibilang Mrs Anita sangat cantik dan kharismatik.
Tak dapat disangkal bahwa Mister William dan Mrs Anita sangat kontras. Mister William dengan tinggi 1,8 meter dan tubuh gagah seperti tentara dan rambut cokelat cepak. Sementara Mrs Anita harus puas dengan tubuh 1,56 meter-nya dengan rambut hitam bergelombang. Bila masuk sebuah ruangan, seluruh mata akan memandang pasangan itu, seolah keduanya memancarkan feromon. Untungnya, keduanya tidak keberatan diperlakukan seperti itu.
Mister dan Mrs Parker sangat bangga dengan pekerjaan mereka tapi mereka lebih bangga pada anak-anak mereka. Neil tidak harus menempuh jalur beasiswa jika ia mau karena ayahnya bahkan bisa membiayai empat orang mahasiswa sekaligus. Dan Alex bisa saja hidup glamor seperti gadis-gadis populer di sekolahnya, belanja setiap hari, dan merengek pada ayahnya untuk mengendarai Ferrari merah keluarganya ke sekolah. Mister dan Mrs Parker tidak bisa membayangkan jika anak mereka seperti itu. Karenanya, hal yang paling membuat mereka bangga adalah kenyataan bahwa kedua anak mereka adalah anak baik yang selalu berusaha untuk tidak merepotkan kedua orangtua mereka.
Neil sangat menyayangi Alex, itu merupakan bonus bagi Alex. Meski Alex juga menyayangi Neil tapi tetap saja rasanya sulit untuk membalas semua perlakuan Neil padanya. Neil selalu membelikan Alex bermacam-macam barang. Bila Alex ulang tahun, Neil selalu menabung sejak berbulan-bulan sebelumnya sehingga hadiahnya hampir selalu lebih mahal dari hadiah Mister dan Mrs Parker. Dan yang paling membuat Alex menyayangi Neil adalah kakaknya tidak pernah ragu untuk pulang saat Alex berkata ingin bertemu dengannya.
“Siapa yang dapat tiga penghargaan hari ini?” Neil mengacak rambut Alex saat adiknya pulang dari sekolah bersama Mrs Parker.
Alex berusaha menghindar meski ia suka diperlakukan seperti itu.
“Apa? Tiga penghargaan? Siapa?” tanya Mister Parker begitu keluar dari kamar mandi. “Anakku yang mana yang mendapat tiga penghargaan hari ini?” Mister Parker menatap istrinya. “Alex, ya? Sini, kemari, Nak.”
Alex tampak ogah-ogahan karena ia hapal yang akan terjadi berikutnya. Mister Parker menghujaninya dengan ciuman di kening dan pipi. Tapi Mister Parker tidak peduli pada Alex yang malas, ia menarik Alex dan melakukan ‘ritual ciuman selamat’-nya. Neil dan Mrs Parker tertawa.
“Janjimu dengan Jenny dua jam lagi, Mister Perfect,” kata Mrs Parker bercanda sambil melirik jam tangannya. Jenny adalah nama klien baru Mister Parker.
Mister Parker segera menyambar jasnya lalu mencium istrinya. Tak lama kemudian, Mrs Parker pun bersiap keluar. “Aku harus pergi, restoran sedang ramai hari ini. Kalau mau makan, telepon delivery service saja.”
“Orang-orang delivery tidak akan percaya ibu kita punya restoran,” gumam Neil sambil tertawa pelan. “Berapa kali seminggu kau menelepon delivery pizza?” tanyanya kemudian.
“Entahlah. Mungkin tiga atau empat kali. Bisa juga hampir tiap hari kalau orang-orang kelas atas itu sedang gencar mengadakan pesta.” Alex tertawa. “Bagaimana studimu? Kapan selesai?” Alex menuangkan jus ke dalam gelasnya.
Neil mencibir. “Jangan sembarangan,” katanya. “Jadi mahasiswa itu sulit,” elak Neil.
Tiba-tiba seekor anjing menghampiri keduanya. Anjing berbulu putih yang sudah menjadi bagian dari anggota keluarga Parker. Anjing Rottweiler bernama Alan itu sangat jinak pada seluruh keluarga. Kecuali Neil.
“AAAAAAHHHHHH!!!!” Jeritan Neil melengking.
Alan menggigit sebuah baju berwarna biru dan mencabik-cabiknya dengan puas.
Neil berusaha menarik baju kesayangannya itu tapi berakhir dengan geraman galak Alan. Neil mendecak kesal. “Kenapa kau tidak buang saja anjing itu?” gerutu Neil. Ia mengerut begitu mendengar Alan kembali menggeram seolah mengerti perkataan Neil.
“Membuang Alan sama saja membuangku,” gerutu Alex.
Neil melempar adiknya dengan bantal sofa. “Jangan sok melankolis,” ejek Neil. “Bagaimana kalau kita ubah saja namanya?”
Alex mengerutkan kening, tampak keberatan. “Kenapa? Aku suka dengan nama Alan,” bela Alex kesal.
“Rottweiler itu anjing pertama yang dikembangbiakan bangsa Romawi.” Neil memulai argumentasinya. “Dia juga anjing favorit tentara dan polisi. Gigitannya paling kuat diantara anjing jenis lain. Bagaimana dia hanya punya nama biasa seperti ‘Alan’?”
Alex merengut. Ia membaca majalah dan berlagak tidak peduli, meski ia juga memikirkan perkataan Neil.
“Aku punya nama yang bagus untuk ‘Alan’-mu,” kata Neil. Alex melirik kakaknya. “Cerberus.” Neil tersenyum bangga. “Tidak ada anjing penjaga yang lebih kuat dari peliharaannya Hades.”
Alex mendengus. “Bagaimana bisa anjing lucu seperti Alan menjaga neraka? Kecuali yang masuk neraka itu Tinkywinky dan Dipsy, itu pengecualian.” Alex kembali membaca majalahnya begitu sadar pembicaraannya dengan Neil tentang nama anjing akan terus berlanjut tanpa bobot.
Tapi Neil tidak menyerah begitu saja. “Ayolah, Pendek,” katanya. Alex melotot kesal dan kali ini Neil yang tidak peduli. “Kalau dia jinak padaku, aku akan memberinya nama keren seperti Nero atau Tiberius, dua kaisar besar bangsa Romawi.”
Alan menggonggong. Neil meleletkan lidahnya pada anjing putih itu.
“Alan benar, Jerawat,” balas Alex. Neil diam kali ini. “Tiberius dan Nero bukan nama yang menyenangkan. Tiberius, tidak punya kesopanan. Nero, pembunuh ibu dan istrinya, juga menghancurkan kota Roma.” Alex tertawa mengejek. “Menurutmu itu nama ‘keren’ untuk anjing baik seperti Alan?”
Neil menggigit bibir. Rupanya ia melupakan sisi Alex yang gila sejarah. Ada sesuatu pada diri Alex yang membuatnya enggan berdebat dengan adiknya itu. Tapi kali ini Neil nekat.
“Oke, oke. Kalau bukan kaisar Romawi mana pun.” Neil melenguh seperti sapi. “Mungkin nama yang lebih ‘anjing’ seperti hmm…” Neil berdehem sebentar. “Sparky atau Spike, mungkin.”
“Semua orang akan tertawa begitu mendengar nama Sparky,” keluh Alex. “Dan Spike? Ayolah, Neil. Tidak bisakah kau lebih kreatif?” Alex menghela napas. “Kau tahu, Neil? Alan berarti tampan dalam bahasa Celtic.”
Kali ini Neil tertawa keras. “Menurutmu Alan tampan?”
Alex menurunkan majalahnya kesal. “Lagipula,” katanya. “Alan anjing dewasa sekarang. Menurutmu dia mau dipanggil dengan nama barunya begitu saja? Alan bukan aktor yang mudah mengganti nama mereka dengan nama panggung bodohnya. Alan itu anjing. Bagaimana caranya membuatnya menerima nama barunya begitu saja?” Alex menatap Alan. “Ya kan, Alan?”
Alan menggonggong.
“Cobalah kau panggil dia dengan Sparky atau Spike.”
Neil tidak mau.
Alex tersenyum penuh kemenangan.
Kali ini Neil kalah dan ia kesal. Seumur hidupnya, Neil TIDAK pernah menang saat berdebat dengan adiknya. Dia juga tidak pernah tega untuk menolak permintaan adiknya, apapun bentuknya. Tapi Neil hanya manusia biasa. Kadang dia tidak mengerti mengapa dia begitu menyayangi Alex.
Bila sebagian kakak sering bertengkar dengan adiknya, adalah pengecualian bagi Neil dan Alex. Walaupun kesal ataupun marah, Neil tidak akan bisa bertahan lebih dari 15 menit. Selepas itu, ia akan melupakan semuanya dan kembali bercanda dengan Alex. Seperti yang terjadi saat ini. Setelah lama berdebat, akhirnya Neil mengajak Alex keluar untuk makan.
Keduanya berjalan kaki. Meski restoran pizza terpisah beberapa blok dari rumahnya, Alex dan Neil termasuk kategori anak yang sehat, sangat sehat. Kalau teman-teman mereka menderita karena obesitas, tidak begitu dengan kakak beradik itu. Alex dan Neil menjadi sangat sehat karena klaustrofobia yang membuat mereka benci tempat sempit seperti lift. Di kota New York yang memiliki banyak gedung bertingkat, orang-orang tidak akan pernah menemukan kedua anak itu di lift manapun di kota itu. Alex dan Neil selalu naik turun tangga, terkadang mereka naik lima sampai enam lantai. Rekor keduanya adalah sepuluh lantai, mereka tidak bisa bicara selama 10 menit setelah itu. Hal itu membuat keduanya sebugar kutu. Bahkan kutu harus menjalani training fitnes untuk sebugar keduanya. Tapi sebugar apapun Alex dan Neil, keduanya tidak bisa bergerak secepat lift sehingga keduanya sering terlambat. Itu bisa membuat kedua orangtuanya marah tapi Mister dan Mrs Parker lebih pengertian dari yang mereka duga.



ini first part-nya dan baru prolog.
yeeeep, prolog-nya ada 3 bagian. hahahahahaha, diniatin banget yaaaa. habis gimana dong? gue ngerasa bakal menarik sih.

kenapa judulnya 'we are us'?
hmm...tunggu kelanjutannya, pasti bisa dimengerti kenapa gue ngasi judul 'we are us'..
Back to Top